Posted in

Satu Marga, Dua Hati: Romansa di Danau Toba

Amelia Malau

Sastra Indonesia B 2022
https://www.instagram.com/ameliaamalauu_

Di sebuah tempat di Sumatera Utara aku dan Natan sering bertemu di Danau Toba. Tesalonika Sidauruk. Aku dipanggil Tesa.

Kami memandang danau toba yang tenang dan terasa damai. Kami teman dekat. Sebut saja dia Natan. Natan Parlindungan Silalahi. Seiring berjalannya waktu,Tak disangka sebuah perasaan dan rasa kecocokan pun tumbuh diantara kami. 

“Makan yuk! Lapar,” kataku seraya melangkah bersama Tesa. “Aku yang traktir.” Tesa mengangguk.

Kami pergi makan ke warung yang dekat jalan raya, kami makan ikan naniura. Kami makan tanpa suara. karena perutku yang dari tadi sudah minta diisi. Aku memilih makan dalam diamku, begitupun Tesa

“Sa, aku mau ngomong,” kataku setelah kami makan.

“Ngomong aja, Nat. Pake ijin segala,” timpal Tesa sambil minum teh nya.

Aku bingung. Masih ragu menyampaikan nya. Takut melihat reaksinya nanti yang sudah aku bayangkan sebelumnya. Tapi tekadku terlalu kuat untuk dihalangi oleh keraguan dan ketakutan.

“Aku sayang sama kamu, Sa,” kataku hati-hati. Dan Tesa tersenyum. Aku sempat menyalah artikan senyuman tersebut sebelum mendengar jawabannya.

“Aku juga sayang kamu, Nat,” jawab Tesa. 

Aku dan Tesa menghabiskan waktu bersama, kami pergi keliling danau Toba menggunakan kapal, kami bersenang-senang. Kami foto bersama, pergi ke tempat-tempat wisata. Tesa sangat bahagia begitupun aku sendiri.

Kami menjalin hubungan yang terlarang, kuantitas pertemuan kami pun menjadi semakin padat dan akhirnya diakhiri dengan sebuah hubungan yang lebih dekat lagi layaknya sepasang kekasih. tapi apa yang terjadi selanjutnya adalah hal yang bertolak belakang tentunya.

Sebenarnya di awal pertemuan, sebuah jurang pemisah pun telah hadir diantara Kami berdua tapi karena rasa yang cukup besar jurang itupun bisa ditutupi untuk sementara waktu dan tinggal menunggu waktu kapan jurang itu akan menganga lagi dan memakan korban.

Tak disangka ternyata salah satu dari orangtua kami pun mengetahui hubungan terlarang kami.

Dua keluarga sudah berkumpul di rumahku, keluarga Natan sepertinya sangat marah mengetahui kejadian ini. Aku merasa takut kami akan dipisahkan. 

paham akan situasi yang melanda anak-anak nya, para orang tua kami pun memanggil kami berdua  dalam sebuah pertemuan acara dan dibuka kembalilah jurang pemisah yang telah kami tutup untuk beberapa waktu. 

“Kenapa kalian menjalani hubungan terlarang ini,apa kalian tidak berpikir bagaimana konsekuensinya. Hah?? bentak Bapak Natan

“Aku sangat mencintai Tesa, Pak,” jawab Natan.

“Bapak tidak mau tau kalian harus berpisah!”

Dan akhirnya kami pun dipisahkan, aku dan keluargaku pindah ke Jakarta. Aku sedih karena harus jauh dari Natan.

Di lain tempat Natan bersedih karena harus jauh dari Tesa. Sudah 2 tahun aku dan Tesa berpisah, aku dijodohkan oleh Bapak dan mama ku pada anak tulangku. Aku belum bisa menerima nya. Orang tua ku sudah merencanakan pernikahan kami. Lambat laun aku sudah bisa menerima perjodohan ini. Karena aku tau, aku dan Tesa tidak akan pernah bersatu.

Di Lain tempat Tesa kembali lagi setelah 2 tahun pergi ke Jakarta, Tesa merindukan sekali suasana di Danau Toba, Tesa mengunjungi Danau Toba,ia merenung mengingat semua kenangan nya dengan Natan. Ia berdoa kepada Tuhan sambil menangis. “Tuhan kenapa aku harus mencintaiku lelaki yang mempunyai marga yang sama denganku, kenapa harus dia ya Tuhan” doa Tesa sambil menangis. Dengan tidak sengaja Natan juga berjalan-jalan ke Danau Toba, Natan melihat Tesa di tepi Danau Toba, ingin sekali ia berlari memeluk Tesa,namun ia tidak memperhatikan keberanian, ia takut kalau ada yang melihat mereka.

Pernikahan ku dengan Rini menggunakan adat Batak. Saat acara pernikahan kami berlangsung. Aku melihat Tesa berdiri tersenyum, Tesa datang ke acara pernikahan ku. Aku menjadi tidak fokus, Rini yang menyadari akan hal itu menjadi murung. Rini sudah mengetahui bahwa aku dan Tesa pernah menjalin hubungan sebelumnya. Aku begitu tidak tertarik kepada Rini, aku selalu cuek, dan tidak pernah merespon baik. 

“Selamat ya atas pernikahan nya, aku berdoa semoga pernikahan kalian berjalan baik.” Ucap Tesa.

“Makasih Tesa,” jawab Rini 

“Semoga kamu menemukan laki-laki lain yang lebih baik lagi,” tambah Rini.

“Amin, terimakasih Rini,” balas Tesa sembari tersenyum.

Aku melihat Tesa tersenyum seperti terpaksa, aku tau kalau Tesa sebenarnya masih mencintaiku, begitupun aku. Mau tidak mau kami harus saling melupakan. 

Akhirnya pernikahan ku dengan Rini telah selesai, aku begitu lelah. Malamnya aku tidak tidur satu ranjang dengan Rini,karena aku belum ada rasa terhadap dia. Rini juga menerima akan hal itu dan tidak mempermasalahkannya.

Aku masih sering memikirkan Tesa,aku begitu merindukannya , aku tidak tahan lagi rasanya.

Akhirnya aku memberanikan diri menemui Tesa diam-diam. Aku mencoba datang ke Danau Toba, ternyata Tesa ada disana.

“Kamu ngapain disini Sa?” Tanyaku 

“Ehh, kamu Nat. Aku lagi membuang penat.” Jawab Tesa sepertinya gugup.

“Kamu kenapa kesini? Istri kamu tidak marah kalau kita berjumpa.” Tambah ku

“Aku kesini diam-diam Sa, jujur saja aku begitu merindukanmu.”

“Sa, aku mau nanya ? Tambah Natan

“Tanya aja Nat!” Jawab Tesa

“Kamu sudah bisa melupakan aku?, Kamu sudah menemukan laki-laki lain? ” 

Aku terkejut dengan pertanyaan Natan,aku bingung harus menjawab apa,di satu sisi aku tidak ingin Natan mengetahui kalau aku belum bisa melupakan dia ,aku tidak ingin merusak hubungan keluarganya.

Tiba-tiba saja Natan memeluk ku ,aku sangat terkejut dengan perlakuan Natan. Jujur aku rindu pelukan ini. Tapi aku tersadar bahwa ini salah, aku pun melepaskan pelukan Natan, tanpa pikir panjang aku juga menampar dia. 

“Kenapa kamu tampar aku Sa?”

“Ini salah Nat,kamu tidak boleh seperti ini, bagaimana kalau istri mu melihat, dia pasti akan berpikir macam-macam tentangku. Aku tidak mau dianggap pelakor, kamu harus ingat Nat kita itu satu marga, kita tidak bisa bersatu.” Tutur ku panjang lebar.

“Tapi aku tidak bisa Sa, aku sudah mencobanya.” 

“Bagaimana pun caranya, kita harus bisa melupakan satu sama lain, kamu harus bisa menerima istri pilihan orang tuamu, dia pariban mu. Sedangkan aku, aku itu satu marga mu. Kita nggak akan bisa bersatu bagaimanapun caranya. Aku mau kamu pergi sekarang dari sini Nat. Kamu jumpai istrimu,minta maaf padanya dan cobalah menerima dia.”

“Oke Sa, kalau itu mau mu, aku akan pergi dan meminta maaf pada Rini, aku berdoa semoga kamu mendapatkan pariban yang bisa membahagiakanmu.”

“Iya terimakasih Nat,semoga kamu bahagia dengan istrimu dan cepat mempunyai anak.”

Natan akhirnya pergi dari tepi Danau Toba itu, aku pun menangis sejadi-jadinya, aku teriak untuk membuang semua sesak di dada. 

Natan ternyata bisa menerima Rini,aku mendengar kabar bahwa mereka sudah mempunyai anak, aku turut bahagia mendengar berita itu. Aku lambat laun sudah bisa melupakan Natan. Dan aku juga sudah menemukan laki-laki yang aku cintai dan tentunya pariban ku juga.

Laki-laki itu bernama Christian Parmonangan Hutapea, bapak dan mamaku juga setuju. Tian datang kerumah untuk melamar ku menggunakan adat Batak, tentunya semua keluarga ku juga turut hadir.

Kami berencana menikah bulan depan,aku akhirnya sadar bahwa cinta tak bisa dipaksakan.

Tian bisa dibilang pria yang tampan, kaya, dan baik serta sopan. Akhirnya aku dan Tian menikah menggunakan adat Batak, acaranya begitu melelahkan namun seru. Aku dan Tian hidup bahagia, begitu juga keluarga Natan.

TAMAT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *