Batu itu bukan sekadar batu
Ia ditanam oleh tekad dan malu.
Tak boleh ragu, tak boleh gugur, karena jatuh berarti aib yang jujur.
Setiap lelaki muda di kampung kami,
menyimpan batu itu dalam mimpi.
Tak bisa tidur tenang malam hari,
jika bayangan batu masih berdiri.
Ayahku dulu pernah terjatuh,
tapi bangkit, menantang angin yang riuh.
Katanya: “Kehormatan bukan hadiah,
tapi hasil dari luka yang kau pelihara.”
Hari ini giliranku menatap tinggi,
melawan gemetar di dalam diri.
Kakiku menapak tanah warisan,
hatiku mengetuk pintu keberanian.