Posted in

Tura-Tura, Bayang Leluhur

Rosmawati Ginting

Sastra Indonesia

Dari cakrawala, langkahmu merayap,
Menembus sunyi, membelah lagi (langit) merah.
Tura-Tura, penjaga sou (jiwa) Gomo,
Bersayap owoli (waktu), pembuka cakrawala baru.

Kau bukan penakluk dengan pedang tajam,
Melainkan pemahat banua (dunia) dengan tangan arif.
Menggenggam benih fa’auri (kehidupan) dalam pelukan,
Menenun adat dari benang-benang harapan.

Empat saudaramu berkelana menguak ono (bumi),
Namun kau tetap teguh di hamparan tanah suci.
Tano (tanah) yang merunduk di bawah sinarmu,
Menyimpan turia (kisah), akar dan napas lala (abadi).

Dalam bisu angin yang berbisik lembut,
Namamu bergema di setiap relung owoli (waktu).
Tura-Tura, bayang leluhur yang tak pudar,
Api (api) pengikat, cahaya manatua (penuntun) dalam gelap.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *